Friday, August 14, 2020

BUMDES Diduga Mark - up, Kejaksaan Diminta Panggil Kades Simpang Tolang Julu Kotanopan




BUMDes Diduga Mark Up, Kejaksaan Maupun BPK Sumut Diminta Panggil Kades Simpang Tolang julu Kotanopan 

Binasumut News - Panyabungan


Dana Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Desa Simpang Tolang Julu  Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal , sejumlah Rp 63 juta lebih diduga terindikasi dikorupsi oleh oknum kepala Desa

Anggaran sebanyak 63 juta  tersebut dipertanyakan oleh Sekjen PD KAMI Aspuddin Lubis " Disinyalir adanya dugaan dana Mark Up yang seharus di pertanyakan penegak Hukum

Aktivis asal madina ini , mengatakan penengak hukum Polres Madina maupun Kejaksaan , meminta kejelasan terkait keberadaan anggaran Bumdes yang dikelola Kades Simpang Tolang Julu Kotanopan

Seperti kegiatan TA 2018 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengerasan Jalan Desa Rp 443 juta  dan Penyertaan Modal BUM Desa Rp 63 juta, lanjut ke TA 2019 " ujar nya 

“ Dari sekian banyak anggaran itu, diketahui tidak dimanfaatkan untuk kepentingan pengelolaan Bumdes,” Kata Aspuddin dalam keterangan Sabtu,  (15/8).

Dijelaskannya, mandat Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, bahwa keberadaan lembaga Bumdes diharapkan mampu mendorong lahirnya desa dengan tata kelola yang lebih akuntabel dan transparan. 

“ Kita berharap, melalui Bumdes terdorongnya masyarakat desa yang partisipatif demi membuka peluang usaha untuk peningkatan ekonomi kreatif masyarakat. Juga peningkatan pembangunan pendapatan ekonomi desa namun lain di desa Simpang Tolang julu masyarkat belum sejahtera ,” tambahnya.

" Tentu kita berharap kepada penegak Hukum kepolisian dan kejaksaan, ini diseriusi agar jadi pelajaran untuk kepada desa yg Nakal, ” pungkasnya.

" Untuk itu, Saya meminta kepada pihak kepolisian maupun Kejari Panyabungan untuk mengusut tuntas dana desa tersebut dan memanggil Kades Simpang Tolang Julu, " ungkapnya dengan nada serius

*Tigor Pardede

Terkait Tambang Emas Ilegal Batang Natal, Polisi Harus BertindakTegas



Binasumut News - Panyabungan


Terkait Tambang Emas Ilegal Batang Natal
Polisi Harus Bertindak Tegas


Persoalan lingkungan hidup di Kabupaten Mandailing Natal kembali membuat luka dan kekecaewan. Faktanya banyak para perusak kingkungan hidup di Madina tidak di tindak dan ada kecenderungan di biarkan begitu saja, Lingkungan hidup secara umum berarti merupakan kesatuan dari beberapa lingkup ruang dimana lingkungan tersebut terisi dengan segala makhluk hidup serta benda-benda mati yang berada di dalam lingkup lingkungan tersebut dan itu juga termasuk manusia beserta adab perilakunya.Jadi bisa disimpulkan bahwa bukan hanya lingkungan secara fisik saja yang merupakan lingkungan. Lingkungan hidup juga mencakup sebuah ekosistem, perilaku sosial, adat istiadat dan budaya, bahkan juga unsur benda mati seperti tanah, api, air, dan udara yang ada pada lingkungan tersebut.

pengelolaan lingkungan hidup tertuang dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (selanjutnya disebut UU PPLH). Hal ini lah yang harus menjadi landasan untuk para aparat penegak hukum melakukan tindakan tegas kepada para perusak lingkungan hidup di Mandailing Natal.

Maraknya tambang ilegal harus menjadi perhatian penting bagi aparat penegeak hukum di Mandailing Natal, salah satu contoh Tambang ilegal di Sungai batang Natal, dimana banyaknya escavator/beko yang melakukan pengerukan yang jelas-jelas melanggar dan memberikan dampak kerusakan yang sangat serius.

Wakil Sekretaris Jenderal DPP KNPI Ahmad Maskuri dalam keterangannya meminta untuk aparat segera melakukan tindakan yang tegas kepada para perusak lingkungan, jangan sampai masyarakat merasa adanya pembiaran dan soalah-olah tidak tersentuh oleh hukum, ini jelas sangat menciderai masyarakat dimana rasa keadilan itu ternyata tidak berlaku bagi para mereka Mafia tambang ilegal.

Kita meminta kepada Pihak Kepolisian Agar segera mengambil tindakan atas perusakan lingkungan yang di akibatkan oleh tambang- tambang ilegal, jangan sampai di kemuadian hari terjadi dampak bencana besar, untuk itu mari kita menjaga alam dan melindunginya dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab Tegas Ahmad.


Sakban Azhari Lubis

Thursday, August 13, 2020

Kejaksaan Maupun BPK Sumut Diminta Audiet Dana Desa Rantobi Batang Natal




Binasumut News - Medan


Kejaksaan Maupun BPK Sumut Diminta Usut Dana Desa Desa Rantobi Batang Natal 


Pengurus Gerakan Aksi Mahasiswa Sumut, meminta Kejaksaan Panyabungan maupun  BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) Sumatera Utara (Sumut) untuk mengusut Dana Desa di Desa Rantobi Kecamatan Batang Natal tersebut diduga Di Mark - Up oleh Kepala desa.

" Kita mau Kejaksaan Panyabungan dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Sumut untuk turun mengaudit ADD Desa Rantobi Batang Natal, kita duga dana nya itu di mark up kadesnya, " ucap Ketua Umum GERAMSU Aulia Ginting kepada redaksi, Kamis (13/8)

Ketua Umum Geramsu juga menambahkahkan jika dana anggaran TA 2018 maupun 2019 tersebut menurut informasi yang mereka dapat, banyak kegiatan pengerjaan proyeknya di duga telah di Mark - Up, antara lain

Seperti kegiatan TA 2019 di Desa Rantobi Rehabilitasi/Peningkatan Prasarana Jalan Desa (Gorong-gorong, Selokan, Box/Slab Culvert, Drainase, Prasarana Jalan lain)
Rp. 93,1 jt
Terselenggaranya Pembinaan Karang Taruna/Klub Kepemudaan/Klub Olah raga
Rp. 64,7 jt
Jumlah Peserta Penyuluhan dan Pelatihan Bidang Kesehatan
Rp. 46,9 jt
Jumlah Peserta Pelatihan/Bimtek/Pengenalan Tekonologi Tepat Guna untuk Pertanian/Peternakan
Rp. 31,2 jt

Ia berharap agar Penegak Hukum maupun BPK sumut cepat tanggap prihal mengenai Anggaran Dana Desa ini yang di duga telah di mark up oleh kepala desa dan anggota anggota nya.

Untuk itu baginya, BPK Sumut segera Turun langsung ke lapangan dan mengintrogasi Kades di Kecamatan Batang Natal Kabupaten Mandailing Natal

" Saya minta BPK Sumut segera audiet ADD nya, dan introgasi kepala desa itu, jika benar demikian adanya, kades tersebut sudah tidak mengindahkan himbauan pak Jokowi, yang ingin mensukseskan negeri ini dimulai dari desa, " cetus Aulia berapi - api

Perlu diketahui, setiap pengerjaan suatu proyek setidaknya wajib menaati Undang Undang No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan informasi publik

Di tempat terpisah saat media mencoba mengkonfirmasi kepala Desa Rantobi terkait Dana Desa TA 2019 "Bungkam" tidak ada jawaban hingga berita ini naik cetak

Oleh : Firman AP

Monday, August 10, 2020

Penyaluran Bansos Terlambat, Pemprov Sumut Tegur Pemkab Madina, Anggota DPRD Sumut Fahrizal Efendi Nasution " Kecewa "



Binasumut News - Panyabungan


Penyaluran Bansos Terlambat, Pemprov Sumut Tegur Pemkab Madina 
Anggota DPRD Sumut, H. Fahrizal Efendi Nasution, SH " KECEWA "


Finalisasi penyaluran bantuan sosial tahap I dari Pemprov Sumut di Madina terus molor. 

Pihak Pemprov Sumut pun sudah dua kali melayangkan Surat Teguran kepada Gugus Tugas Pemkab Madina.

Akibatnya, Anggota DPRD Sumut, H. Fahrizal Efendi Nasution, SH mengungkap rasa kecewa kepada Pemkab Madina selaku penyalur.

" Pembaguan bansos Prov di Madina berlarut, dapat teguran 2 kali, hak masyarakat miskin ditelantarkan, apakah masih layak dilanjutkan? " demikian Fahrizal menulis di akun facebooknya, Senin (10/8/2020).

Berdasar, bantuan bahan pangan untuk rakyat itu seharusnya sudah tuntas tersalurkan 29 Juni 2020 lalu di Madina.

Itu artinya Pemkab Madina selaku penyalur sudah terlambat 1 bulan lebih.

Pihak Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) sudah melayangkan dua surat teguran kepada Gugus Tugas Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal (Pemkab Madina).

Pemprov Sumut mendesak agar Gugus Tugas Pemkab Madina segera menuntaskan penyaluran.

Dinas Ketahanan Pangan Sumut dalam surat Teguran I kepada Pemkab Madina tanggal 26 Juli 2020 lalu menyebutkan bahwa realisasi penyaluran di Madina masih 43.415 paket dari total 54.225 paket atau masih 80.06 %.

Bahan pangan itu dalam satu paket adalah berupa beras, mie instan, minyak makan dan gula putih. Jumlah kepala keluarga yang ditetapkan sebagai penerima berjumlah 54.225 rumah tangga.

Bantuan bahan pangan ini merupakan program Penananganan Jaring Pengaman Sosial dari Recofussing I bersumber dana dari APBD Sumut TA 2020 dalam rangka mengantisipasi dampak sosial Covid19 di seluruh Sumut.

Penyaluran di Madina sendiri dimulai sejak tanggal 4 Juni 2020.

Sementara itu, Asisten I Pemkab Madina, Alamulhaq Daulay menjawab Mandailing , Senin (10/8/2020) menyatakan kedala penyaluran saat ini akibat pasokan mie instan belum semuanya masuk ke Gugus Tugas Madina.

Dia menyebutkan kecamatan yang belum tersalur adalah Kecamatan Panyabungan.

Oleh : Sakban Azhari Lubis





Friday, August 7, 2020

Kejaksaan Diminta Usut Dana Desa Hutarimbaru UP



Binasumut News - Panyabungan


*Kejaksaan Diminta Usut Dana Desa Hutarimbaru UP  



Pengurus Gerakan Aksi Mahasiswa Sumut (GERAMSU), meminta Kejaksaan Panyabungan maupun BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) Sumatera Utara (Sumut) untuk mengusut Dana Desa di Desa Hutarimbaru Kecamatan Ulu Pungkut tersebut diduga Di Mark - Up oleh Kepala desa.

" Kita mau Kejaksaan Panyabungan dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Sumut untuk turun mengaudit ADD Hutambaru UP  kita duga dana nya itu di mark up kadesnya, " ucap Ketua Umum GERAMSU Aulia Ginting kepada redaksi, Sabtu (8/8)

Ketua Umum Geramsu ini juga menambahkahkan jika dana anggaran TA 2018 maupun 2019 tersebut menurut informasi yang mereka dapat, banyak kegiatan pengerjaan proyeknya di duga telah di Mark - Up, antara lain :

Seperti kegiatan TA 2019 di Desa Hutarimbaru UP Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Prasarana Jalan Desa (Gorong-gorong, Selokan, Box/Slab Culvert, Drainase, Prasarana Jalan lain Rp Rp. 124 jt
Pengelolaan Perpustakaan Milik Desa (Pengadaan Buku-buku Bacaan, Honor Penjaga untuk Perpustakaan/Taman Bacaan Desa Rp 10 juta 
Terselenggaranya Operasional Pos Kesehatan Desa (PKD)/Polindes Milik Desa Lainnya Rp. 40 juta 
Pelatihan Pembinaan Lembaga Kemasyarakatan Rp 10 juta.

Ia berharap agar Penegak Hukum maupun BPK sumut cepat tanggap prihal mengenai Anggaran Dana Desa ini yang di duga telah di mark up oleh kepala desa dan anggota anggota nya.

Untuk itu baginya, BPK Sumut segera Turun langsung ke lapangan dan mengintrogasi Kades di Kecamatan Ulu Pungkut Kabupaten Mandailing Natal

" Saya minta BPK Sumut segera audiet ADD nya, dan introgasi kepala desa itu, jika benar demikian adanya, kades tersebut sudah tidak mengindahkan himbauan pak Jokowi, yang ingin mensukseskan negeri ini dimulai dari desa, " cetus Aulia berapi - api

Perlu diketahui, setiap pengerjaan suatu proyek setidaknya wajib menaati Undang Undang No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan informasi publik


Oleh : Sakban Azhari Lubis

Kades Sabajior Diduga Mark - Up ADD



Binasumut News - Panyabungan


 Kades Sabajior Diduga Mark-Up Anggaran MCK 


Pembangunan tempat Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) di Desa Sabajior, Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal (Madina) disorot warga, diduga mark-up.

Proyek yang bersumber anggara Dana Desa – APBN 2019 dinilai tidak logis dan terkesan aneh. Pasalnya, bangunan MCK yang hanya beberapa meter menelan anggaran RP 193.886.000 di Desa Sabajior 

“ Menurut kita, pagu anggaran untuk MCK ini terlalu mahal, khawatir adanya dugaan indikasi mark-up harga, dan mengambil keuntungan memperkaya diri sendiri ” Kata warga yang enggan ditulis namanya kepada awak media, Kamis (6-8).

Ia menambahkan, hal ini perlu perhatian dari pihak Inspektorat Madina maupun kejaksaan madina agar memanggil kepala Desa Sabajior maupun mafia desa yg bermaian agar ada efek jera dan tidak menjadi persoalan hukum dikemudian hari.

Sementara Kades Sabajior sampai berita ini diturunkan belum berhasil dikonfirmasi. 


Oleh : Sakban azhari

Tuesday, August 4, 2020

Generasi Muda Mandailing Diharapkan Tidak Terjebak Dalam Lingkaran Politik Partisan

 Wadih Al - Rasyid/Mahasiswa/Kader HMI Langsa


Binasumut News - Medan



GENERASI MUDA MANDAILING, SEMOGA TIDAK TERJEBAK DALAM LINGKARAN POLITIK PARTISAN
  • Oleh : Wadih Al - Rasyid 

Sedikit menilik eskalasi politik di Kabupaten Mandailing Natal menjelang Pilkada 2020, yang banyak terlibat adalah generasi muda akademisi. Generasi muda yang sedang menempuh perkuliahan atau baru menyelesaikan masa perkuliahan, atau biasanya disebut Fresh Graduate.

Dari ketiga BACALON yang masih eksis sampai hari ini, sebagian besar diantara relawannya adalah rekan-rekan mahasiswa. Bahkan dari salahsatu BACALON independen kala itu, banyak juga rekan mahasiswa di dalam barisan. Kalau kita lihat dari sisi kanan, ini jadi sebuah surplus. Artinya kita di Madina ikut menikmati " Bonus Demografi " yang di prediksi meledak pada 2035.

Melihat kondisi ini, mengingatkan kita pada kalimat "...beri aku 10 Pemuda niscaya akan kugoncangkan dunia" , tentu ungkapan ini sudah sangat familiar di telinga. Bahkan pada sebuah kesempatan Presiden RI Joko Widodo juga mengungkapkan keterlibatan generasi muda atau akrab disapa "MILENIAL" ini adalah bagian krusial dalam keterlaksanaan pembangunan dan tatanan negara. Jadi ini tentu hal positif bagi kita masyarakat Mandailing Natal.

Namun ini juga menjadi momok menakutkan, jika generasi muda berpendidikan ini hanya terlibat sebagai kaum partisan dalam praktik politik di Madina. Kita tentu berharap akademisi muda harapan bangsa ini menjadi tim pemikir, tim pemberi ide bagi setiap BACALON yang mereka dukung. Bisa kita bayangkan, betapa hebatnya Mandailing Natal kedepan jika generasi muda dengan berbagai latar pendidikan ini mengimplementasikan pengetahuan di tanah lahirnya.

Berkaca pada kejadian ini, saya jadi teringat sebuah kalimat motivasi dari tokoh muda generasi 60-an, "Kita, generasi kita, ditugaskan untuk memberantas generasi tua yang mengacau..". Bukan berarti kita harus menjatuhkan atau bahkan membunuh orang-orang tua di kursi pemerintahan, tentu bukan. Kita harus memberantas mereka lewat jalan demokrasi. Hal inipun akan segera terwujud dalam waktu dekat jika dilihat dari pemilu 2019 dimana sebanyak 21% dari calon legislatif adalah golongan umur 21-35 tahun. Periode 2024 tentu akan lebih besar jika kita mampu menjaga ritme generasi ini.

Sejak perhelatan pemilu 2019 pula, kondisi negara gaduh dan perdebatan dimana-mana. Ini tentu tantangan berat bagi generasi muda atau kaum Milenial dengan situasi politik yang terpolarisasi isu yang luar biasa seperti isu agama, sosial budaya, suku, ras, etnik hingga ekonomi yang mulai menjalar ke daerah-daerah. Jadi sangat disayangkan jika generasi ini tak mampu menghadang isu seperti ini di Madina. Bagaimana generasi ini agar tidak terbawa arus polarisasi tersebut dan lebih tertarik untuk peduli terhadap isu-isu yang lebih fundamental seperti Pemerataan Pembangunan, Pemerataan Ekonomi,   hingga Pendidikan yang masih tertinggal.

Lalu siapkah generasi ini bertanggung jawab menjadi bagian dari solusi atas segala permasalahan bangsa ini ?